Welcome

WELCOME TO A SIMPLE HUT OF CINNAMON VIOLINIS !!! YOU CAN GET MANY ENCYCLOPEDIA ABOUT ORNAMENT OF MUSIC. JOIN WITH ME IN THIS WEB, AND ENJOY THE INFORMATION. THANK YOU FOR YOUR ATTENTION.

My Identity

Kamis, 24 September 2009

THE FIRST ART STAGE WITH THE VIOLIN (Pentas Seni Pertama Bersama Biola)

Sabtu, 18 Juli 2009 adalah pertamakalinya aku memperlihatkan kemampuanku yang tak seberapa dibanding pemain biola lainnya. Akan ada pentas seni RECANSI yang puncak acaranya adalah pelestarian kebudayaan ketoprak yang hampir pudar. Acara ini dihadiri tamu terhormat yang tidak bias disebutkan satu persatu. Hemm, hari ini sepulang dari gereja aku merasa detak jantungku berdebar lebih dari biasanya. Tanganku dingin dan pikiranku tidak dapat santai dan tenang. Pikiranku selalu berambisi “Aku harus berlatih lagi”.

Jam 17.20 setelah pulang gereja pada hari yang sama, cepat-cepat aku mengambil tas biru di atas lemari dan mengeluarkan biola dari dalamnya. Pikiranku saat itu, “Masih ada waktu untuk berlatih lagi, ayo!”. Perlahan aku menggeseknya dan terus menghafal not.

Belum satu lagu rampung, seorang pemuda di desaku mencariku ke dalam rumah. Ada perlu apa sebenarnya saat itu aku juga belum paham. Ooo, ternyata ia mencariku karena ingin melakukan testing pada alat musikku dengan sambungan amplifier pada panggungnya. Huhf, kukira ada tragedi apa mas! Menambah panik orang saja. Terpaksa aku ikut dia dan mencoba di atas panggung dengan pijamaku. Ya, tentu jika jadi aku kalian dapat merasakan panik. Sudah latihan terakhirnya belum dapat satu lagu sudah dicari orang dan diminta untuk mencoba di atas panggung, pakaianku jg belum tepat, masih juga memakai pijama. Wah wah wah, pikiranku dan tanganku tidak berjalan secara selaras saat itu. Rasa takutku itu membuat diriku panik. Aku berkata pada seorang pemegang sound system, “pak, harus ya saya berdiri di atas tumpukan kayu yang ditata rapi itu? Kalau di sini saja?”. Rupanya bapak itu juga mahir bermain biola. Beliau memberi motivasi padaku, dan beliau berusaha untuk membantuku agar berani maju. Entah kenapa, kami akrab dalam waktu kurang dari 5 menit. Dan akhirnya, dengan segala keberanian aku mampu mengalahkan rasa takut itu.

Dan ternyata pikiranku salah. Mencoba lebih baik daripada berdiam diri. Aku mulai berani saat itu. Kemudian aku berpamitan untuk pulang berganti pakaian. Jam setengah delapan aku pergi ke lokasi. Aku merasa baik-baik saja dan lebih tenang dari sebelumnya. Pikiranku terasa ringan dan semacamnya. Dan ketika giliranku tiba, bapak itu berbisik padaku, “Sukses ya, kamu pasti bisa.”. Ya, aku menganggung dan sedikit tersenyum. Aku mulai menggesek sambil menenangkan pikiranku. Sesekali kutatap orang-orang yang ada di depanku. Berjalan dengan baik, tapi aku mengalami satu kesalahan not. Fikirku itu hal yang biasa bagi seorang pemula. Tetapi selanjutnya dapat berjalan dengan lancar. Tuhan membimbing!

Setelah turun dari panggung, aku menunduk dan berjalan ke pinggir. Tepuk tangan dihadiahkan, namun aku rasa aku masih pemula dan mereka hanya mencoba menghiburku. Bapak pemegang sound system tadi memberi ucapan yang hangat dan membuatku gembira. Beliau juga mengajakku bersalaman sebagai tanda kerjasama kita berdua telah berhasil. Aku senga kita berdua bias kompak. Dan aku menyadari, tanpa bantuannya aku takkan berhasil.

Motivasi untuk sahabat-sahabatku:

1) Melakukan suatu hal kita bisa saja membuat kesalahan, tetapi orang yang tidak berbuat apa-apa itu sudah merupakan kesalahan besar.

2) Keberanian akan mengalahkan rasa takut

3) Merasakan kasih sayang dari orang yang kita cintai adalah api yang membara dalam diri kita.

Cinnamon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 24 September 2009

THE FIRST ART STAGE WITH THE VIOLIN (Pentas Seni Pertama Bersama Biola)

Diposting oleh luscious_amigos di 02.04

Sabtu, 18 Juli 2009 adalah pertamakalinya aku memperlihatkan kemampuanku yang tak seberapa dibanding pemain biola lainnya. Akan ada pentas seni RECANSI yang puncak acaranya adalah pelestarian kebudayaan ketoprak yang hampir pudar. Acara ini dihadiri tamu terhormat yang tidak bias disebutkan satu persatu. Hemm, hari ini sepulang dari gereja aku merasa detak jantungku berdebar lebih dari biasanya. Tanganku dingin dan pikiranku tidak dapat santai dan tenang. Pikiranku selalu berambisi “Aku harus berlatih lagi”.

Jam 17.20 setelah pulang gereja pada hari yang sama, cepat-cepat aku mengambil tas biru di atas lemari dan mengeluarkan biola dari dalamnya. Pikiranku saat itu, “Masih ada waktu untuk berlatih lagi, ayo!”. Perlahan aku menggeseknya dan terus menghafal not.

Belum satu lagu rampung, seorang pemuda di desaku mencariku ke dalam rumah. Ada perlu apa sebenarnya saat itu aku juga belum paham. Ooo, ternyata ia mencariku karena ingin melakukan testing pada alat musikku dengan sambungan amplifier pada panggungnya. Huhf, kukira ada tragedi apa mas! Menambah panik orang saja. Terpaksa aku ikut dia dan mencoba di atas panggung dengan pijamaku. Ya, tentu jika jadi aku kalian dapat merasakan panik. Sudah latihan terakhirnya belum dapat satu lagu sudah dicari orang dan diminta untuk mencoba di atas panggung, pakaianku jg belum tepat, masih juga memakai pijama. Wah wah wah, pikiranku dan tanganku tidak berjalan secara selaras saat itu. Rasa takutku itu membuat diriku panik. Aku berkata pada seorang pemegang sound system, “pak, harus ya saya berdiri di atas tumpukan kayu yang ditata rapi itu? Kalau di sini saja?”. Rupanya bapak itu juga mahir bermain biola. Beliau memberi motivasi padaku, dan beliau berusaha untuk membantuku agar berani maju. Entah kenapa, kami akrab dalam waktu kurang dari 5 menit. Dan akhirnya, dengan segala keberanian aku mampu mengalahkan rasa takut itu.

Dan ternyata pikiranku salah. Mencoba lebih baik daripada berdiam diri. Aku mulai berani saat itu. Kemudian aku berpamitan untuk pulang berganti pakaian. Jam setengah delapan aku pergi ke lokasi. Aku merasa baik-baik saja dan lebih tenang dari sebelumnya. Pikiranku terasa ringan dan semacamnya. Dan ketika giliranku tiba, bapak itu berbisik padaku, “Sukses ya, kamu pasti bisa.”. Ya, aku menganggung dan sedikit tersenyum. Aku mulai menggesek sambil menenangkan pikiranku. Sesekali kutatap orang-orang yang ada di depanku. Berjalan dengan baik, tapi aku mengalami satu kesalahan not. Fikirku itu hal yang biasa bagi seorang pemula. Tetapi selanjutnya dapat berjalan dengan lancar. Tuhan membimbing!

Setelah turun dari panggung, aku menunduk dan berjalan ke pinggir. Tepuk tangan dihadiahkan, namun aku rasa aku masih pemula dan mereka hanya mencoba menghiburku. Bapak pemegang sound system tadi memberi ucapan yang hangat dan membuatku gembira. Beliau juga mengajakku bersalaman sebagai tanda kerjasama kita berdua telah berhasil. Aku senga kita berdua bias kompak. Dan aku menyadari, tanpa bantuannya aku takkan berhasil.

Motivasi untuk sahabat-sahabatku:

1) Melakukan suatu hal kita bisa saja membuat kesalahan, tetapi orang yang tidak berbuat apa-apa itu sudah merupakan kesalahan besar.

2) Keberanian akan mengalahkan rasa takut

3) Merasakan kasih sayang dari orang yang kita cintai adalah api yang membara dalam diri kita.

Cinnamon

0 komentar on "THE FIRST ART STAGE WITH THE VIOLIN (Pentas Seni Pertama Bersama Biola)"

Posting Komentar