Welcome

WELCOME TO A SIMPLE HUT OF CINNAMON VIOLINIS !!! YOU CAN GET MANY ENCYCLOPEDIA ABOUT ORNAMENT OF MUSIC. JOIN WITH ME IN THIS WEB, AND ENJOY THE INFORMATION. THANK YOU FOR YOUR ATTENTION.

My Identity

Kamis, 24 September 2009

THE EXPERIENCE LEARNS THE AUTHOR (Pengalaman Belajar Biola ‘Si Penulis’)

Aku adalah seorang siswa SMP N 1 Kalasan. Sekarang sedang duduk di kelas 9. Pikiran kalian benar, aku seperti anak-anak yang lain, mempunyai keinginan, impian dan cita-cita yang beragam. Tahun 2008 saat menduduki bangku kelas 8, aku mulai menggeluti biola. Kejadiannya berawal dari peristiwa perpisahan siswa kelas 9 tahun 2007. Ada dua orang kakak kelas yang cantik saat itu tampil dalam sebuah band dan mereka tampil dengan memainkan biola(violinis). Jujur, saat itu aku sempat terpana, tersentuh haru oleh lagu yang dibawakan.

Dari situlah ambisiku muncul dengan sendirinya melihat betapa anggun mereka bermain dan mendengar indahnya melodi yang dihasilkan. “Aku ingin menjadi pemain biola” kata-kata itu masih tersimpan dalam ingatanku sampai sekarang. Yah, mungkin jika aku berkata pada mamaku secara tiba-tiba dan tanpa alasan, mama tidak mengijinkanku. Maka dari itu, aku mulai memikirkan suatu alas an yang benar-benar rasional.

Beberapa hari telah berlalu dan kuberanikan tuk bicara. Pelan-pelan aku mengucapkan kata demi kata. Alasan yang kupakai adalah :

1. Jika aku dapat bermain biola, aku akan mendapat suatu ilmu tambahan dan suatu ketrampilan baru yang dapat berguna bagi masa depanku.

2. Aku ingin seperti kakak kelasku yang dulu

3. Belum tentu setiap orang dapat bermain biola, jadi aku ingin berbeda dari mereka

4. Aku suka musik

5. Aku ingin bisa memainkan lebih dari satu alat musik

6. Dan,,,yah……… hal-hal yang bisa kupikirkan saat itu untuk meyakinkan mama.

Hehe, itulah sifat buruk ku jika ingin permintaanku terpenuhi. Ya, mungkin teman-teman perlu tau sedikit tentang kekuranganku karena aku bukanlah manusia yang sempurna.

Kemudian mama menjawabnya dengan sedikit ringan dan terasa nyaring. Tapi aku tau mama, di dalam hati kecilnya ia memikirkan kata-kataku. Saat itu mama menjawab:

1. Yah, boleh aja.

2. Kamu sebentar lagi akan naik ke kelas 9, gimana bagi waktu.

3. Kamu bilang dulu sama papamu, nanti kami patungan.

4. Sebelum adek membeli biola, harus berfikir panjang dulu. Harga biola berapa, mau les dimana, kapan, biaya, gurunya siapa dan masih banyak lagi.

Mendengar perkataan mama, aku juga bingung. Tapi Tuhan membantuku. Kakakku mempunyai seorang teman yang handal bermain biola. Dia masih mahasiswa di UNY, namanya mas Tri. Dan untungnya kami nyambungnya cepet sih. Dan dialah orang yang membantuku untuk memilih biola ukuran berapa yang cocok dengan postur tubuhku. Emm, 2/4 adalah ukuran idealku. Bukan hanya itu, mas Tri juga menjadi guru biolaku dirumahku.

Akhirnya setelah beberapa bulan aku menunggu, mama dan papa mengijinkan. Hemm, rasanya lega. Dengan perkataan mereka aku harus berusaha:

1. Tidak main-main dalam berlatih

2. Tidak boleh sombong

3. Tidak boleh pelit

4. Tidak mudah putus asa

5. Dan…….yang sedikit ‘privacy’

Sampai sekarang aku telah menjalani 5 bulan bersama ‘alat musik baruku’. Dan walaupun lesnya kadang libur karena ada acara, aku tidak boleh enak-enakan sendiri. Teknik biola yang semakin hari semakin sulitpun telah kurasakan. Jari-jariku pun telah merasakan pertemanan dengan biola. Lama kelamaan, akan menjadi suatu bagian penting dalam hidupku. Aku percaya itu sahabat.

Motivasi untuk kalian sahabatku.

Tindakan yang paling berani dalam hidup kita adalah mengidentifikasi dan instropeksi diri kita masing-masing, mengetahui siapa diri kita sebenarnya, kesungguhan kita dan kemana arah yang hendak kita tuju.

Cinnamon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 24 September 2009

THE EXPERIENCE LEARNS THE AUTHOR (Pengalaman Belajar Biola ‘Si Penulis’)

Diposting oleh luscious_amigos di 02.02

Aku adalah seorang siswa SMP N 1 Kalasan. Sekarang sedang duduk di kelas 9. Pikiran kalian benar, aku seperti anak-anak yang lain, mempunyai keinginan, impian dan cita-cita yang beragam. Tahun 2008 saat menduduki bangku kelas 8, aku mulai menggeluti biola. Kejadiannya berawal dari peristiwa perpisahan siswa kelas 9 tahun 2007. Ada dua orang kakak kelas yang cantik saat itu tampil dalam sebuah band dan mereka tampil dengan memainkan biola(violinis). Jujur, saat itu aku sempat terpana, tersentuh haru oleh lagu yang dibawakan.

Dari situlah ambisiku muncul dengan sendirinya melihat betapa anggun mereka bermain dan mendengar indahnya melodi yang dihasilkan. “Aku ingin menjadi pemain biola” kata-kata itu masih tersimpan dalam ingatanku sampai sekarang. Yah, mungkin jika aku berkata pada mamaku secara tiba-tiba dan tanpa alasan, mama tidak mengijinkanku. Maka dari itu, aku mulai memikirkan suatu alas an yang benar-benar rasional.

Beberapa hari telah berlalu dan kuberanikan tuk bicara. Pelan-pelan aku mengucapkan kata demi kata. Alasan yang kupakai adalah :

1. Jika aku dapat bermain biola, aku akan mendapat suatu ilmu tambahan dan suatu ketrampilan baru yang dapat berguna bagi masa depanku.

2. Aku ingin seperti kakak kelasku yang dulu

3. Belum tentu setiap orang dapat bermain biola, jadi aku ingin berbeda dari mereka

4. Aku suka musik

5. Aku ingin bisa memainkan lebih dari satu alat musik

6. Dan,,,yah……… hal-hal yang bisa kupikirkan saat itu untuk meyakinkan mama.

Hehe, itulah sifat buruk ku jika ingin permintaanku terpenuhi. Ya, mungkin teman-teman perlu tau sedikit tentang kekuranganku karena aku bukanlah manusia yang sempurna.

Kemudian mama menjawabnya dengan sedikit ringan dan terasa nyaring. Tapi aku tau mama, di dalam hati kecilnya ia memikirkan kata-kataku. Saat itu mama menjawab:

1. Yah, boleh aja.

2. Kamu sebentar lagi akan naik ke kelas 9, gimana bagi waktu.

3. Kamu bilang dulu sama papamu, nanti kami patungan.

4. Sebelum adek membeli biola, harus berfikir panjang dulu. Harga biola berapa, mau les dimana, kapan, biaya, gurunya siapa dan masih banyak lagi.

Mendengar perkataan mama, aku juga bingung. Tapi Tuhan membantuku. Kakakku mempunyai seorang teman yang handal bermain biola. Dia masih mahasiswa di UNY, namanya mas Tri. Dan untungnya kami nyambungnya cepet sih. Dan dialah orang yang membantuku untuk memilih biola ukuran berapa yang cocok dengan postur tubuhku. Emm, 2/4 adalah ukuran idealku. Bukan hanya itu, mas Tri juga menjadi guru biolaku dirumahku.

Akhirnya setelah beberapa bulan aku menunggu, mama dan papa mengijinkan. Hemm, rasanya lega. Dengan perkataan mereka aku harus berusaha:

1. Tidak main-main dalam berlatih

2. Tidak boleh sombong

3. Tidak boleh pelit

4. Tidak mudah putus asa

5. Dan…….yang sedikit ‘privacy’

Sampai sekarang aku telah menjalani 5 bulan bersama ‘alat musik baruku’. Dan walaupun lesnya kadang libur karena ada acara, aku tidak boleh enak-enakan sendiri. Teknik biola yang semakin hari semakin sulitpun telah kurasakan. Jari-jariku pun telah merasakan pertemanan dengan biola. Lama kelamaan, akan menjadi suatu bagian penting dalam hidupku. Aku percaya itu sahabat.

Motivasi untuk kalian sahabatku.

Tindakan yang paling berani dalam hidup kita adalah mengidentifikasi dan instropeksi diri kita masing-masing, mengetahui siapa diri kita sebenarnya, kesungguhan kita dan kemana arah yang hendak kita tuju.

Cinnamon

0 komentar on "THE EXPERIENCE LEARNS THE AUTHOR (Pengalaman Belajar Biola ‘Si Penulis’)"

Posting Komentar